1. Deskripsi Supply Chain Management
Supply Chain merupakan suatu
rangkaian proses-proses dan aliran yang terjadi didalam dan diantara tahapan
rantai pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
atas suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien
antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang
yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas yang tepat, lokasi yang tepat,
dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang
memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.
Supply chain management (SCM)
adalah filosofi management yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber
fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar
perusahaan seperti mitra bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk
memasuki sistem supply yang berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan
pelanggan, yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi
aliran produk, jasa, dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan
(customer value) secara unik. Dengan memanfaatkan supply chain management,
suatu perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat, seperti yang disebutkan Peter
J Metrz dalam “Demystifying Supply Chain Management” .
2. Contoh Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung
Disarikan dari beberapa sumber
bacaan, Supply Chain management adalah urutan kegiatan atau proses
dalam pembuatan suatu produk dimulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan pemusnahan
produk tersebut.
Contoh:
Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan)
adalah sebagai berikut:
Petani
jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman,
pemeliharaan, dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen
ke pabrik pembuatan sereal. Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses
dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima dari petani, pemanggangan
menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk distribusi
ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko. Proses
penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke
pembeli (customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak
terjual akhirnya akan dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa
kadaluarsa. Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai
dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir
(customer). Apapun jenis produknya, kita dapat mulai mencoba mereka-reka
proses Supply Chain, misalnya:
Kertas
yang bahan bakunya adalah kayu yang kemudian dibuat menjadi bubur kayu (pulp). Layar
monitor komputer yang bahan bakunya harus disediakan dari beberapa pemasok/
supplier. Penjual layar monitor hanya melakukan perakitan akhir sebelum menjual
kepada pengguna. Air minum kemasan yang tentu saja bahan bakunya adalah air.
Mobil
apapun merk-nya, setelah mencapai usia masa pakai, maka produk tsb akan
berakhir di tempat pembuangan besi bekas dan mungkin menyisakan beberapa
komponen yang masih dapat dimanfaatkan misal sabuk pengaman, roda/ ban karet
dll.
Bagaimana
dengan Supply Chain pada produk jasa misalnya jasa persewaan drilling rigs,
vessels, pemeliharaan cranes, persewaan warehouses, dll. Mengacu pada konsep
yang dicanangkan oleh “the Supply Chain Council”, Supply Chain Management
terdiri dari lima kata yaitu: perencanaan (plan), sumber (source), pembuatan
(make), pengiriman (deliver), dan pengembalian (return).
Definisi
lain dari Supply Chain Management yang dikeluarkan oleh “the Council of Supply
Chain Management professionals (CSCMP)”: “Supply chain management encompasses
the planning and management of all activities involved in sourcing and
procurement, conversion, and all logistics management activities.” Secara
ringkas, kegiatan Supply Chain Management (SCM) dalam suatu
perusahaan adalah bagaimana seorang pimpinan SCM mengelola ‘supply – demand’
didalam perusahaan tsb secara cerdas. Termasuk melakukan koordinasi penyediaan
barang dan jasa dengan para suplier, kontraktor, partner dalam pemenuhan
kebutuhan para pengguna (customers, end users), sesuai kriteria sbb:
pada
saat yang dibutuhkan, dengan biaya (pembelian, penyimpanan, pemeliharaan,
pembuangan dll) se-ekonomis mungkin, tanpa menimbulkan kekacauan dan penundaan
jadwal pada kegiatan operasional, dengan kualitas yang tetap terjaga, meminimumkan
resiko HSE (kesehatan, keselamatan dan lingkungan), tetap menjaga reputasi
(image) perusahaan, danpeningkatan keuntungan pada perusahaan.
Semoga bermanfaat...