Selasa, 29 Oktober 2013

Contoh Supply Chain Management (SCM)



1. Deskripsi Supply Chain Management
              Supply Chain merupakan suatu rangkaian proses-proses dan aliran yang terjadi didalam dan diantara tahapan rantai pasok yang berbeda dan berkombinasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan atas suatu produk. Konsep supply chain ini mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang yang diproduksi dan didistribusi dengan kualitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.


            Supply chain management (SCM) adalah filosofi management yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan maupun luar perusahaan seperti mitra bisnis yang berada dalam satu supply chain untuk memasuki sistem supply yang berkompetitif tinggi dan memperhatikan kebutuhan pelanggan, yang berfokus pada pengembangan solusi inovatif dan sinkronisasi aliran produk, jasa, dan informasi untuk menciptakan sumber nilai pelanggan (customer value) secara unik. Dengan memanfaatkan supply chain management, suatu perusahaan akan mendapatkan banyak manfaat, seperti yang disebutkan Peter J Metrz dalam “Demystifying Supply Chain Management” .


2. Contoh Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung
                 Disarikan dari beberapa sumber bacaan, Supply Chain management adalah urutan kegiatan atau proses dalam pembuatan suatu produk dimulai dari penyediaan bahan baku sampai dengan pemusnahan produk tersebut.
Contoh: Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai berikut: 


Petani jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal. Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko. Proses penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke pembeli (customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak terjual akhirnya akan dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa kadaluarsa. Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir (customer). Apapun jenis produknya, kita dapat mulai mencoba mereka-reka proses Supply Chain, misalnya:
Kertas yang bahan bakunya adalah kayu yang kemudian dibuat menjadi bubur kayu (pulp). Layar monitor komputer yang bahan bakunya harus disediakan dari beberapa pemasok/ supplier. Penjual layar monitor hanya melakukan perakitan akhir sebelum menjual kepada pengguna. Air minum kemasan yang tentu saja bahan bakunya adalah air.
Mobil apapun merk-nya, setelah mencapai usia masa pakai, maka produk tsb akan berakhir di tempat pembuangan besi bekas dan mungkin menyisakan beberapa komponen yang masih dapat dimanfaatkan misal sabuk pengaman, roda/ ban karet dll.
Bagaimana dengan Supply Chain pada produk jasa misalnya jasa persewaan drilling rigs, vessels, pemeliharaan cranes, persewaan warehouses, dll. Mengacu pada konsep yang dicanangkan oleh “the Supply Chain Council”, Supply Chain Management terdiri dari lima kata yaitu: perencanaan (plan), sumber (source), pembuatan (make), pengiriman (deliver), dan pengembalian (return).
Definisi lain dari Supply Chain Management yang dikeluarkan oleh “the Council of Supply Chain Management professionals (CSCMP)”: “Supply chain management encompasses the planning and management of all activities involved in sourcing and procurement, conversion, and all logistics management activities.” Secara ringkas, kegiatan Supply Chain Management (SCM) dalam suatu perusahaan adalah bagaimana seorang pimpinan SCM mengelola ‘supply – demand’ didalam perusahaan tsb secara cerdas. Termasuk melakukan koordinasi penyediaan barang dan jasa dengan para suplier, kontraktor, partner dalam pemenuhan kebutuhan para pengguna (customers, end users), sesuai kriteria sbb:
pada saat yang dibutuhkan, dengan biaya (pembelian, penyimpanan, pemeliharaan, pembuangan dll) se-ekonomis mungkin, tanpa menimbulkan kekacauan dan penundaan jadwal pada kegiatan operasional, dengan kualitas yang tetap terjaga, meminimumkan resiko HSE (kesehatan, keselamatan dan lingkungan), tetap menjaga reputasi (image) perusahaan, danpeningkatan keuntungan pada perusahaan.

Semoga bermanfaat...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar